Tuesday, 6 May 2014

Kabuki Kyogen

KYOGEN
Kyogen bisa berarti:
1. Teater humor tradisional Jepang yang merupakan perkembangan unsur humor pertunjukan Sarugaku. Kyogen dan Noh merupakan seni tradisional Jepang yang sama-sama berakar dari Sarugaku. Sejak zaman Meiji, istilah Noogaku atau Nohgaku sering digunakan untuk menyebut Noh dan Kyogen.

2. Salah satu jenis pertunjukan Kabuki yang disebut Kabuki-Kyogen atau cukup disebut Kyogen.

ASAL-USUL
Kyogen berasal dari "Kyogen Kigo" yang merupakan Istilah Agama Buddha untuk kata berbunga-bunga atau cerita yang tidak masuk diakal. Istilah Kyogen-Kigo sering dipakai kritikus sastra sewaktu mengkritik cerita roman dan puisi. Istilah ini kemudian digunakan untuk salah satu unsur Sarugaku berupa pertunjukan monomane(seni meniru gerak-gerik dan cara berbicara secara humor). Sejalan dengan perkembangan Sarugaku, istilah Kyogen akhirnya dipakai sebagai sebutan untuk teater humor pada pementasan Noh.
Dalam konteks sehari-hari istilah Kyogen dalam bahasa Jepang bisa berarti tindakan untuk menipu orang lain(orang yang pura-pura dirampok disebut Kyogen-goto), berbohong atau bercanda, atau tarian yang memancing tawa.

NAMA PERAN
Sama halnya dengan Noh, peran utama dalam Kyogen disebut Shite. Peran pembantu disebut Ado, berbeda dengan Noh yang menyebutnya sebagai Waki. Jika ada lebih dari dua peran Ado, maka peran tersebut disebut Ado 1 dan Ado 2. Selain itu, istilah Ado hanya digunakan untuk peran pembantu yang paling menonjol, sedangkan selebihnya disebut Tsugi-Ado(sebutan menurut aliran Okura) atau ko-Ado(sebutan menurut aliran Izumi). Peran pembantu yang naik kepanggung secara berkelompok disebut Tachisu, sedangkan pimpinan kelompok peran pembantu disebut Tachigashira. Sebutan untuk peran seperti diatas sebenarnya jarang dipakai, Kyogen lebih mengenal sebutan untuk karakter yang tampil dalam cerita, misalnya: Shu atau Teishu(majikan), Tarokaja(pesuruh laki-laki), atau Suppa(penjahat).

JENIS
Secara garis besar, Kyogen dikelompokkan menjadi 3 jenis:
1. Betsu Kyogen(Kyogen spesial)
Penampilan aktor Kyogen yang memainkan karakter Sanbaso dalam pementasan cerita Noh yang berjudul Okina.

2. Hon-Kyogen(Kyogen tunggal)
Pementasan Kyogen secara tunggal dan bukan merupakan bagian pertunjukkan Noh, kalau disebut Kyogen biasanya mengacu pada Hon-Kyogen.

3. Ai-Kyogen(Kyogen selingan)
Kyogen yang dipentaskan sebagai bagian pertunjukan Noh.


Hon-Kyogen masih dikelompokan menjadi beberapa jenis yang bisa berbeda-beda menurut zaman dan aliran. Ditahun 1792, Okura Torahirobon mengelompokan Hon-Kyogen menjadi:
* Waki-Kyogen, cerita bertemakan kebahagiaan dan keberuntungan.
* Daimyo-Kyogen, cerita bertemakan tuan dan majikan, Daimyo menjadi peran utama dalam cerita.
* Shomyo-Kyogen, cerita bertemakan tuan dan majikan, pesuruh laki-laki yang disebut tarokaja menjadi peran utama.
* Mukojo-Kyogen, cerita tentang menantu pria sebagai peran utama yang menumpang dirumah mertua, atau cerita humor kehidupan sehari-hari, seperti istri yang mengakali suami atau suami yang tidak bisa diandalkan.
* Oniyamabushi-Kyogen, cerita tentang kematian Yamaraja atau Jin(Oni) sebagai peran utama(termasuk jin yang menyamar menjadi manusia) dan Yamabushi(pertapa yang berasal dari gunung) sebagai peran utama.
* Shukkezato-Kyogen, cerita dengan peran utama pendeta, pendeta baru, atau Zato(tunanetra pengembara yang berpakaian mirip pendeta).
* Atsume-Kyogen, cerita dengan tema yang tidak termasuk dalam Hon-Kyogen yang lain.

ALIRAN
Sesuai dengan tradisi lemoto, Kyogen sejak zaman Edo terbagi menjadi 3 bagian: aliran Okura, aliran Izumi dan aliran Sagi. Sekarang hanya tinggal dua aliran Kyogen yang tersisa, aliran Okuran dan aliran Izumi. Diparuh kedua zaman Muromachi hingga awal zaman Edo juga terdapat aliran Nantonegi yang berintikan seniman kalangan Jin-nin. Pada waktu itu sebagian besar kuil Shinto memiliki kelompok Sarugaku dan Manggaji orang yang disebut Jinnin untuk bekerja sebagai seniman sekaligus pesuruh. Menurut catatan sejarah, aliran Nantonegi tercatat sangat populer dizaman Muromachi, tapi ketenarannya mulai memudar diawal zaman Edo sampai akhirnya terserap kedalam aliran yang besar. Berbagai aliran kecil yang tidak begitu terkenal juga ikut punah, dan hanya meninggalkan naskah Kyogen yang sebagian sempat diterbitkan sebagai buku bacaan dizaman Edo.

ALIRAN OKURA
Aliran Okura merupakan satu-satunya aliran penerus tradisi Sarugaku Yamato. Keluarga Okura Yaemon Tora Akira yang pentas secara turun-menurun digedung teater Komparu-za mendirikan aliran ini diparuh kedua zaman Muromachi.
Sekarang aliran Okura terdiri dari keluarga Yamamoto Tojiro(berpusat di Tokyo), Keluarga Okura Yataro(garis keturunan utama), keluarga Shigeyama Sengoro(berpusat di Kyoto), keluarga Shigeyama Chuzaburo(berpusat di Kyoto), kelompok Zenchiku Chuichiro(berpusat di Osaka dan Kobe), dan Zenchiku Juro yang berpusat di Tokyo.

ALIRAN IZUMI
Aliran Izumi didirikan Yamawakin Izumo no Kami Motonori asal Kyoto di awal zaman Edo. Sekarang aliran Izumi terdiri dari tiga percabangan keluarga: keluarga Nomura Matasaburo(berpusat di Nagoya, disebut juga fraksi Nomura), keluarga Nomora Manzo(berpusat di Tokyo, disebut juga fraksi Miyake), dan Kyogenkyodosha(berpusat di Nagoya, disebut juga fraksi Nagoya).

Friday, 27 December 2013

my parents are my spirits

hari ini aku ikut mamahku jaga toko di pasar, jarang-jarang sih bantuin mamah kaya gitu, yah karena papah yang bisa bantu kerja sakit, kayanya memang udah seharusnya aku bantu mamah. yah sekalian belajar buat nerusin usaha keluarga.
hmm, hari pertama aku jaga toko ini bosenn banget, aku yang bisanya malas-malasan dirumah, makan, tidur, main tiba-tiba harus berdiam diri di toko yang mengharuskan aku untuk berdiam diri dan melayani pembeli. panas, gersang, kotor, berisik, itu semua yang aku rasakan hari ini. tapi hal ini membuat mataku terbuka, ternyata ini semua yang dijalani orang tuaku untuk mencari materi membiayai kehidupan keluarga. aku yang baru sehari merasakannya sudah merasa kelelahan, apalagi mereka yanng harus melakukannya setiap hari??
aku terdiam sejenak, berfikirdan bertanya pada dirisendiri, "anak macam apa aku ini, setiap hari hanya bisa menghamburkan uang, padahal orang tuaku yang sepanjang hari susah payah bekerja untuk bisa selalu memenuhi kebutuhan hidupku".
aku merasa sebagai anak yang tak berguna.
namu dari semua ini aku mendapat banyak pelajaran dari semua ini mataku terbuka lebar, aku bertekad untuk selalu bisa membahagiakan orang tuaku hingga akhir hayat, membatu mereka membiayai pendidikan adik-adiku.
aku harus belajar yang rajin dan jadi yang terbaik, itu semua untuk orang tuaku. aku sayang mereka.
pesan untuk pembaca, jika kalian merasa malas melakukan sesuatu, atau selalu menentang apa yang menjadi nasehat orang tua. mulailah rubah hal itu mulai sekarang. ingatlah perjuangan mereka, ingatlah kasih sayang mereka yang tak pernah hilang sedikitpun. I LOVE FATHER & MOTHER SO MUCH. :*

Thursday, 26 December 2013

Serunya Jadi Volunteer

Tepatnya dua bulan lalu, zero waste bandung, mengadakan sebuah gebrakan tentang sosialisasi persampahan berlokasi di CFD dago. kegiatan ini berawal dari bulan oktober dan puncaknya pada  tanggal 22 desember kemarin.
pada kegiatan tersebut, saya turut berperan sebagai relawan atau volunteer yang bergerak dibidang edukator persampahan. kegiatan edukator persampahan disini adalah untuk mengedukasi warga yang datang ke CFD dago tentang cara membuang sampah yang baik dan benar. namun kegiatan edukator ini bukan untuk menggurui tapi semata-mata hanya untuk sharing tentang membuang sampah, dan mengkategorikan sampah tersebut. apakah sampah itu termasuk organik, anorganik, atau sampah kertas. 
dalam kegiatan ini pula kami memiliki beberapa konsep tentang pengolahan sampah, diantaranya adalah konsep dasar pengolahan sampah. yakni, pisahkan sampah sesuai jenisnya (organik/anorganik) setelah sampah terpisah dilanjutkan pada tahap pemanfaatannya, yaitu pengolahan pupuk dari sampah organik, dan proses daur ulang untuk sampah anorganik.
konsep yang kedua yaitu penerapan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Reduce yaitu
selalu usahakan untuk mengurangi penggunaan segala jenis bahan/barang. Selalu pertimbangkan apakah kita benar-benar membutuhkan bahan ini? Perhatikan terutama yang sulit atau tidak bisa didaurulang, seperti Styrofoam, kresek, dan lain sebagainya. Reuse,
Kalau memang perlu menggunakan suatu barang pilih bahan yang dapat digunakan ulang selama mungkin, dan membuat sistem agar bahan tersebut pasti dipakai kembali di kemudian hari, seperti besek untuk kemasan konsumsi, galon dan gelas untuk minum, dan lain sebagainya; upayakan menggunakan bahan yang bisa didaur ulang, sehingga bila suatu saat barang tersebut rusak tidak menjadi sampah dan yang terakhir adalah Recycle yakni
upayakan semua bahan yang akhirnya harus keluar dari ‘sistem event’ dapat didaur ulang di kemudian hari, seperti kertas, plastik jenis tertentu, dan lain sebagainya. Perhatikan bahwa hal ini sudah dipikirkan pada tahap reduce dan reuse.
dan untuk konsep terakhir yakni upaya pemisahan sampah pada zero waste even, yaitu 
a. Organik yang merupakan sampah yang dapat terurai dan juga bisa di olah menjadi pupuk. meliputi, daun-daunan, sisa makanan, kertas basah, tissue bekas. 
b. Kertas, mudah didaurulang, pada pengelolaannya dipisahkan dari organik dan anorganik sehingga mudah didaurulang menjadi kertas lagi. Meski sifatnya organik, tetapi kertas sudah mendapat campuran bahan kimia lain seperti pemutih dan tinta. (mencakup kertas brosur, kardus, dll).
c. Botol plastik/gelas plastik, sifatnya terurai lebih dari ratusan tahun, kode plastic 1 (PET) dan 5 (PP). Yang paling aman untuk makanan/minuman kode plastic 5 karena bisa dipakai berulang kali. Kode plastic 1 lebih sering didaur ulang. (mencakup gelas minuman) .
d. Anorganik: mencakup: - Kantong plastik: terurai lebih dari ratusan tahun. Kode plastic 2 (HDPE) seperti kantong plastik di toko pakaian dan kode plastik 4 (LDPE) seperti kantong plastik di supermarket/minimarket/pasar. Kantong plastic tidak aman untuk makanan karena banyak mengandung racun. - Kaca/Kaleng: ratusan hingga ribuan tahun, ketimbang plastik, kaca dan kaleng lebih aman dipakai untuk makanan/minuman selain itu pada proses daur ulangnya pun kaca dan kaleng lebih aman ketimbang plastik. - Tetrapack: ratusan hingga ribuan tahun. Terdiri dari 7 lapis dan saat mendaur ulangnya pun harus dipisah-pisah lapisannya. - Sampah lainnya.
kegiatan ini tentunya sangat menarik dan menyenangkan khususnya bagi saya. karena dengan turut sertanya saya dalam kegiatan ini saya jadi banyak belajar, terutama mengenai pengolahan sampah. dan dari kegiatan ini pula saya mendapat banyak teman dari berbagai komunitas dan kampus lainnya.
Terakhir, dari serangkaian kegiatan ini Zero Waste Bdg  memiliki pesan dan missi, yakni meminimalisasi sampah kota Bandung
menuju nol sampah (zero waste) dan secara tidak langsung event yang menerapkan sistem ZWE bisa menjadi sebuah media edukasi. 

Tuesday, 24 December 2013