
Tepatnya dua bulan lalu, zero waste bandung, mengadakan sebuah gebrakan tentang sosialisasi persampahan berlokasi di CFD dago. kegiatan ini berawal dari bulan oktober dan puncaknya pada tanggal 22 desember kemarin.
pada kegiatan tersebut, saya turut berperan sebagai relawan atau volunteer yang bergerak dibidang edukator persampahan. kegiatan edukator persampahan disini adalah untuk mengedukasi warga yang datang ke CFD dago tentang cara membuang sampah yang baik dan benar. namun kegiatan edukator ini bukan untuk menggurui tapi semata-mata hanya untuk sharing tentang membuang sampah, dan mengkategorikan sampah tersebut. apakah sampah itu termasuk organik, anorganik, atau sampah kertas.
dalam kegiatan ini pula kami memiliki beberapa konsep tentang pengolahan sampah, diantaranya adalah konsep dasar pengolahan sampah. yakni, pisahkan sampah sesuai jenisnya (organik/anorganik) setelah sampah terpisah dilanjutkan pada tahap pemanfaatannya, yaitu pengolahan pupuk dari sampah organik, dan proses daur ulang untuk sampah anorganik.
konsep yang kedua yaitu penerapan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Reduce yaitu
selalu usahakan untuk mengurangi penggunaan segala
jenis bahan/barang. Selalu pertimbangkan apakah kita benar-benar
membutuhkan bahan ini? Perhatikan terutama yang sulit atau tidak bisa
didaurulang, seperti Styrofoam, kresek, dan lain sebagainya. Reuse,
Kalau memang perlu menggunakan suatu barang pilih
bahan yang dapat digunakan ulang selama mungkin, dan membuat sistem agar
bahan tersebut pasti dipakai kembali di kemudian hari, seperti besek
untuk kemasan konsumsi, galon dan gelas untuk minum, dan lain
sebagainya; upayakan menggunakan bahan yang bisa didaur ulang, sehingga
bila suatu saat barang tersebut rusak tidak menjadi sampah dan yang terakhir adalah Recycle yakni
upayakan semua bahan yang akhirnya harus keluar dari
‘sistem event’ dapat didaur ulang di kemudian hari, seperti kertas,
plastik jenis tertentu, dan lain sebagainya. Perhatikan bahwa hal ini
sudah dipikirkan pada tahap reduce dan reuse.
dan untuk konsep terakhir yakni upaya pemisahan sampah pada zero waste even, yaitu
a. Organik yang merupakan sampah yang dapat terurai dan juga bisa di olah menjadi pupuk. meliputi, daun-daunan, sisa makanan, kertas basah, tissue bekas.
b. Kertas, mudah didaurulang, pada pengelolaannya dipisahkan
dari organik dan anorganik sehingga mudah didaurulang menjadi kertas
lagi. Meski sifatnya organik, tetapi kertas sudah mendapat campuran
bahan kimia lain seperti pemutih dan tinta.
(mencakup kertas brosur, kardus, dll).
c. Botol plastik/gelas plastik, sifatnya
terurai lebih dari ratusan tahun, kode plastic 1 (PET) dan 5 (PP). Yang
paling aman untuk makanan/minuman kode plastic 5 karena bisa dipakai
berulang kali. Kode plastic 1 lebih sering didaur ulang.
(mencakup gelas minuman) .
d. Anorganik:
mencakup:
- Kantong plastik:
terurai lebih dari ratusan tahun. Kode plastic 2 (HDPE) seperti kantong
plastik di toko pakaian dan kode plastik 4 (LDPE) seperti kantong
plastik di supermarket/minimarket/pasar. Kantong plastic tidak aman
untuk makanan karena banyak mengandung racun.
- Kaca/Kaleng:
ratusan hingga ribuan tahun, ketimbang plastik, kaca dan kaleng lebih
aman dipakai untuk makanan/minuman selain itu pada proses daur ulangnya
pun kaca dan kaleng lebih aman ketimbang plastik.
- Tetrapack: ratusan hingga ribuan tahun. Terdiri dari 7 lapis dan saat
mendaur ulangnya pun harus dipisah-pisah lapisannya.
- Sampah lainnya.
kegiatan ini tentunya sangat menarik dan menyenangkan khususnya bagi saya. karena dengan turut sertanya saya dalam kegiatan ini saya jadi banyak belajar, terutama mengenai pengolahan sampah. dan dari kegiatan ini pula saya mendapat banyak teman dari berbagai komunitas dan kampus lainnya.
Terakhir, dari serangkaian kegiatan ini Zero Waste Bdg memiliki pesan dan missi, yakni meminimalisasi sampah kota Bandung menuju nol sampah (zero waste) dan secara tidak langsung event yang menerapkan sistem ZWE bisa menjadi sebuah media edukasi.